Pengembangan Kegemaran membaca Perpustakaan Sekolah Melalui Pembinaan Komunitas Cinta Membaca untuk mewujudkan generasi yang literate
Pengembangan Kegemaran membaca
Perpustakaan Sekolah Melalui Pembinaan Komunitas Cinta Membaca untuk mewujudkan
generasi yang literate[1]
Oleh : Arsidi [2]
A. PENDAHULUAN
Sebenarnya penulis hanya
ingin menyampaikan salah satu ide dalam meningkatkan kegemaran membaca di
perpustakaan, perihal ini penulis sampaikan karena hampir di setiap kesempatan
penulis menjadi narasumber seminar, pelatihan bidang perpustakaan sekolah dapat
dipastikan muncul pertanyaan bagaimana meningkatkan kegemaran dan minat membaca
di sekolah. Berangkat dari pengalaman yang penulis sudah implementasikan di
perpustakaan tempat dimana penulis bertugas melalui tulisan ini akan penulis
sampaikan kiat meningkatkan minat baca melalui komunitas pecinta membaca. Hal
ini merupakan permasalahan yang penting, karena sebagus dan selengkap apapun
perpustakaan jika pemakai perpustakaan tidak mampu memanfaatkannya berarti
tidak ada manfaat yang bisa diberikan perpustakaan. Sehingga diperlukan upaya
bagaimana meningkatkan kegemaran dan keterampilan pemustaka, terlebih di era seperti sekarang ini keterbukaan dan
kebebasan informasi perpustakaan diperlukan
sebagai bagian penting dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan di
sekolah.
Perpustakaan sekolah
menjadi kebutuhan mutlak sebagai sumber ilmu pengetahuan dan informasi, untuk
memperluas wawasan, dan mengembangkan daya kreatifitas intelektual peserta
didik. Perpustakaan mempunyai peranan penting dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena perpustakaan adalah pusat
dari segala sumber disiplin ilmu, di dalam lingkungan sekolah,
perpustakaan merupakan jantungnya, dimana kehidupan sekolah
ditentukan salah satunya dengan adanya perpustakaan. Tanpa perpustakaan
kualitas sekolah juga tidak dapat digolongkan sebagai sekolah
yang benar-benar membentuk kualitas peserta didik yang
handal.
Pemikiran lebih lanjut
adalah bahwa tenaga perpustakaan (pustakawan) harus mengajarkan kepada pengguna
dalam mencari, menemukan dan menggunakan informasi, dan untuk mencapai hasil
optimal sebaiknya materi tersebut terintegrasi dengan kurikulum di sekolah, apalagi
seiring dengan diberlakukannya kurikulum baru tahun 2013 yang menuntut peserta
didik untuk melek informasi. Hal tersebut bisa terwujud jika peserta didik
memiliki kegemaran dan minat membaca yang tinggi. Media massa sering mengutip
ungkapan bahwa salah satu indikasi minat baca yang rendah adalah jumlah
kunjungan ke perpustakaan yang kecil, selain tingkat konsumsi buku yang
sedikit. Seorang duta Baca perpustakaan Nasional Rebuplik Indonesia, suatu hari
mengatakan “ Kondisi koleksi buku juga terbatas”[3] Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari logika
mengaitkan antara kunjungan ke perpustakaan dengan minat baca dan jumlah buku.
B. RUMUSAN MASALAH
Banyak aspek pendukung yang
berperan dalam pengembangan minat baca perpustakaan sebagai sumber semua
disiplin ilmu yang berperan dalam proses kegiatan belajar mengajar, tidak
mengherankan jika perpustakaan terlihat ramai ketika ada tugas atau ketika saat
ujian tiba, adapun ketika tidak ada tugas atau ujian perpustakaan terlihat sepi,
hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan belum dimanfaatkan secara optimal oleh
para penggunanya. Masih rendahnya kegemaran baca di kalangan siswa banyak
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah kurang adanya keteladanan dari
guru, kurangnya kreatifitas pustakawan dalam membuat program perpustakaan
sehingga tidak menarik, sarana dan fasilitas yang minim dan kebijakan sekolah
yang kurang berpihak terhadap pengembangan perpustakaan. Sehingga yang terjadi
banyak diantara siswa ketika siswa ke perpustakaan itu bukan atas kemauan
sendiri lebih karena diberikan pekerjaan oleh guru untuk mengakses informasi di
perpustakaan, sehingga yang banyak dilakukan oleh siswa adalah menelusur
informasi tanpa diarahkan oleh guru, sehingga proses penelusuran tidak efektif.
Berdasarkan penelitian yang
pernah lakukan beberapa peneliti dan berita yang ada di beberapa media massa yang
penulis baca tentang tingkat kegemaran membaca dan literasi informasi di
kalangan siswa menunjukkan masih tergolong rendah. Berdasarkan permasalahan
diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimana pembinaan kegemaran dan pengembangan
minat baca perserta didik dilakukan?
2.
Bagaimana langkah perpustakaan agar menjadi
sumber munculnya kegemaran minat baca peserta didik?
3.
Bagaimana program yang harus dilakukan untuk
menjadikan perpustakaan sebagai sumber pengetahuan dan informasi dalam
mewujudkan generasi yang literate?
C. TUJUAN
Berdasarkan analisis
permasalahan diatas, keberadaan perpustakaan bertujuan untuk:
1.
Menumbuhkan motivasi peserta didik untuk
memiliki kegemaran membaca salah satunya dengan kegiatan komunitas cinta
membaca.
2.
Memberikan pemahaman kepada peserta didik
dengan membaca, akan membuka pengetahuan dan wawasan cakrawala ilmu dunia.
3.
Agar peserta didik mampu memanfaatkan waktu
luangnya untuk membaca dan mengakses informasi untuk menambah pengetahuan dan
wawasan dari berbagai macam disiplin ilmu.
4.
Agar pemustaka memiliki keterampilan dalam
literasi informasi
D. LANDASAN
TEORI
1.
Definisi Perpustakaan
Perpustakaan adalah suatu
unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan
pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan
tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap
pemakainya (Bafadal, 2008).[4] Dalam
Undang-undang Perpustakaan disebutkan bahwa Perpustakaan adalah Institusi
pengelola karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara professional
dengan system yang bagu guna memenuhi kebutuhan penidikan,penelitian,
pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. [5]Kemudian
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun
1989, ditegaskan bahwa perpustakaan merupakan
salah satu sumber belajar yang sangat
penting sebagai sumber belajar maka keberadaan perpustakaan di sekolah
sangatlah penting.[6]
Berdasarkan kenyataan tersebut, tidak bisa dielakkan lagi mewujudkan keberadaan
perpustakaan ideal harus berusaha diwujudkan sekolah untuk melancarkan proses
pembelajaran yang berinteraksi baik antara guru dan peserta didik. Perpustakaan
yang memenuhi standar merupakan sumber pengetahuan dan inspirasi baru bagi
setiap pennggunanya untuk kelancaran proses pendidikan yang terarah sehingga
dapat mewujudkan tujuan pendidikan.
2.
Pembinaan dan Pengembangan Kegemaran Membaca
Pembinaan dan pengembangan merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan, penyempurnaan, dan peningkatan.
Misalnya membina dan mengembangkan prestasi murid. Ini berarti berusaha
memelihara, mempertahankandan meningkatkan prestasi murid. Dengan demikian
pembinaan dan pengembangan minat baca berarti usaha memelihara, mempertahankan,
dan meningkatkan
kegemaran minat baca. Apabila bisa minat baca murid-murid di
tingkatkan, dan sekitarnya sulit ditingkatkan, maka minimal dipertahankan
(Bafadal, 2008).
Kegiatan untuk
meningkatkan kegemaran membaca siswa sagat tergantung
pada kreativitas dan inisiatif dari tenaga perpustakaan. Usaha-usaha
untuk menjadikan perpustakaan sebagai sumber informasi
dan pusat pengembangan minat dan kegemaran
membaca siswa dalam makalah ini dapat
dikembangkan dengan situasi dan kondisi sekolah, keluarga dan
lingkungan yang ada. Salah satu Program untuk meningkatkan kegemaran membaca di
kalangan siswa adalah dengan membentuk komunitas pecinta membaca di
perpustakaan.
4. Program
Literasi Informasi di Sekolah
Literasi informasi (information literacy) telah menjadi
fokus perhatian utama dunia pendidikan, khususnya perpustakaan Amerika sejak
era delapan puluhan. Menurut American Library Association (ALA), Literasi
informasi merupakan salah satu komponen penting yang harus dimiliki setiap
warga dan berkontribusi dalam mencapai pemelajaran seumur hidup. Kompetensi
dalam information literacy bukan hanya sekedar pengetahuan di kelas formal,
tetapi juga praktek langsung pada diri sendiri dalam lingkungan masyarakatnya.
Literasi informasi juga sangat diperlukan dalam setiap aspek kehidupan manusia,
dan itu berlangsung seumur hidup. Literasi informasi menambah kompetensi
masyarakat dengan mengevaluasi, mengorganisir dan menggunakan informasi.
Di negara maju, seperti
Amerika, beberapa disiplin ilmu mempertimbangkan literasi informasi sebagai
hasil utama siswa di perguruan tinggi (American Library Association, 2000 : 4)
sebab membangun pembelajar seumur hidup merupakan misi pendidikan tinggi.
Literasi informasi memastikan setiap individu memiliki kemampuan intelektual
untuk berpikir kritis dan berargumentasi, serta belajar bagaimana cara belajar.
Itu sebabnya literasi informasi selalu dikaitkan dengan pemelajaran seumur
hidup (life long learning). Menurut
Chan Yuen Chin (2001 : 1)[7] :
- Literasi informasi sangat penting untuk kesuksesan belajar seumur hidup.
- Literasi informasi merupakan kompetensi utama dalam era informasi
- Literasi informasi memberi kontribusi pada perkembangan pengajaran dan pembelajaran.
Zurkowski, orang pertama
yang menggunakan konsep literasi informasi menyatakan bahwa orang yang terlatih
untuk menggunakan sumber-sumber informasi dalam menyelesaikan tugas mereka
disebut orang yang melek informasi (information
literate). Mereka telah mempelajari teknik dan kemampuan menggunakan
alat-alat dan sumber utama informasi dalam pemecahan masalah mereka (Behrens,
1994 : 310).[8]
E.
PEMBAHASAN
Langkah yang harus ditempuh
oleh sekolah untuk menjadikan sekolah sebagai sarana pengembangan pusat
pendidikan untuk tercapainya tujuan pendidikan yakni dengan cara mengusahakan
adanya perpustakaan sekolah untuk meningkatkan minat dan kegemaran baca siswa.
Perlu dilakukan upaya untuk memodifikasi sistem pengelolaan perpustakaan2 agar
siswa semakin tertarik ketika mereka berasa di perpustakaan sekolah. Perlu
adanya kolaborasi antara pustakawan dan guru, guru memberikan tugas yang
referensi bukunya berada diperpustakaan sekolah. Pembuatan majalah dinding,
melanggan jurnal atau majalah terbaru yang sesuai dengan kebutuhan para siswa
perlu diprogramkan sehingga siswa semakin tertarik mengunjungi perpustakaan.
Perpustakaan
sekolah dibangun tidak lagi sekedar melayani selera
pelajar untuk membaca buku-buku pelajaran, akan tetapi
perpustakaan itu harus mampu membantu pelajar mengasah
otak, memperluas dan memperdalam pengetahuan, dan melahirkan kecekatan dengan
program bimbingan pembaca. Perpustakaan itu harus
mampu mendorong anak-anak dalam aktifitas kulikuler dan
ekstrakulikuler. Dengan kata lain perpustakaan sekolah merupakan satu
kesatuan integral dengan sarana pendidikan yang lain. Koleksi
yang lengkap dan bervariasi dengan subjek yang
cukup, memperluas kesempatan kepada pemakainya untuk menambah wawasan
pengetahuannya.
Perpustakaan
yang baik tentunya dapat memberikan pelatihan kepada peserta
didik cara-cara mencari dan menemukan informasi yang ada di
perpustakaan yang hasilnya akan memberikan manfaat bagi peserta didik.
Mereka akan mendapatkan keterampilan menemukan, menyaring dan menilai
informasi. Kemampuan mereka menarik kesimpulan yang tepat akan menjadikan
informasi yang diperoleh itu menjadi tepat. Ketrampilan-ketrampilan ini sangat
berguna bagi anak didik di hari kemudian sehingga peserta didik akan
mampu menjadi pembelajar yang mandiri. Kebiasaan belajar sendiri memakai buku,
majalah dan bahan pustaka yang lain akan membawa manfaat besar dalam hidupnya.
Suatu langkah yang perlu
dilakukan pula adalah dengan meningkatkan sistem pelayanan informasi.
Kemajuan teknologi informasi dapat dimanfaatkan
dalam layanan perpustakaan untuk lebih mempelancar,
mempercepat dan mempernyaman layanan. Dengan
teknologi informasi, semua koleksi pustaka di beberapa perpustakaan yang
berjauhan dapat diintegrasikan sehingga mempermudah pencarian pustaka oleh
pengguna dari manapun. Selain keuntungan dari teknologi informasi di
atas, beberapa hal masih perlu mendapat perhatian antara lain :
1. Keterbatasan
ketersediaan data untuk pengadaan perangkat teknologi informasi.
2. Kebiasaan membaca di
kalangan kita yang belum tinggi.
3. Keterbatasan dana.
Perkembangan
teknologi juga membantu untuk pengembangan
perpustakaan sekolah, karena pertumbuhan teknologi informasi perpustakaan
sekolah dapat mengenal lebih pentingnya teknologi dan tidak
ketinggalan dengan perpustakaan lainnya. Perpustakaan sekolah dapat
membantu anak dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan. Dengan adanya Teknologi
Informasi yang ditambah dengan keterampilan literasi informasi akan menjadikan
siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Pembentukan program
perpustakaan dengan membentuk komunitas pecinta membaca adalah sarana yang
sangat efektif untuk meningkatkan kegemaran membaca di kalangan siswa. Program
tersebut menurut penulis adalah ebuah langkah promosi yang dilakukan oleh siswa
sendiri dengan pendampingan dari tenaga perpustakaan. Adapun program komunitas
pecinta membaca di perpustakaan dapat bervariasi dan berkreasi sesuai dengan
kegemaran siswa, karena pada hakikatnya yang mengetahui secara langsung adalah
para siswa, sehingga ketika program perpustakaan disusun dengan melibatkan
siswa akan sangat efektif untuk menumbuhkan kegemaran dan minat membaca di
perpustakaan. Selain hal tersebut perlu juga dilakukan upaya pendekatan yang
massif kepada kepala sekolah dan para wakilnya sebagai pelaksana tugas kepala
sekolah secara teknis untuk bisa bekerja sama dengan perpustakaan dalam
menjalankan program kerjanya tersebut. Salah satu upaya itu adalah koordinasi
dengan para wakil kepala sekolah dalam menyusun perencanaan program kerja
tahunan.
Adapun contoh program yang
dapat dilakukan oleh siswa yang tergabung dalam komunitas pecinta membaca di perpustakaaan
sekolah diantaranya adalah:
a.
Tour
Library (Kunjungan Perpustakaan)
Adalah sebuah program
kunjungan siswa didampingi pustakawan untuk berkunjung ke beberapa perpustakaan
sekolah atau perpustakaan perguruan tinggi dengan tujuan agar para siswa memiliki
pandangan yang luas tentang perpustakaan, sehingga para siswa akan mengetahui
betapa pentingnya perpustakaan yang selanjutnya mereka akan sadar bahwa
perpustakaan adalah sumber informasi yang sangat penting untuk diberdayakan dan
dimanfaatkan untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan.
b.
Tour
Museum (Kunjungan ke Museum)
Tour Museum adalah sebuah
program mengujungi museum dengan tujuan agar para siswa menghargai sejarah sehingga
akan terbuka pandangan yang jauh untuk lebih mengembangkan pengetahuan melaui
sejarah yang telah ada. Dengan melihat karya dan peristiwa masa lalu maka akan
mucul pemikiran untuk mengembangkannya.
c.
Tour
Bookshop ( Kunjungan ke toko buku)
Tour
Bookshop adalah sebuah program belanja buku perpustakaan dengan
melibatkan siswa yang tegabung dalam komunitas pecinta membaca dengan harapan
buku yang dikembangkan di perpustakaan adalah berdasar keinginan para siswa,
sehingga dengan demikian buku akan dibaca oleh siswa. Adapun teknis pelaksanaan
kegiatan ini bisa dengan cara siswa diminta memilih buku-buku yang disukai
siswa tersebut kemudian buku tersebut dibeli untuk dikoleksi di perpustakaan.
d.
Diskusi buku
Program diskusi sangat
penting dilakukan untuk mengembangkan cara berfikir siswa, dengan program
tersebut siswa akan saling bertukan pengetahuan seputar tema yang didiskusikan,
tema diskusi ditetapkan berdasarkan berita yang sedang berkembang. Dalam
diskusi ini dihadirkan sebagai narasumber adalah guru yang sesuai dengan tema
yang akan dibahas.
e.
Jumpa penulis
Program jumpa penulis
sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan kepenulisan buku. Hal
ini dilakukan agar muncul karya-karya dari kalangan siswa yang akan menembah
khazanah baru di dunia perbukuan di Indonesia.
f.
Pelatihan jurnalistik
Program pelatihan
jurnalistik bisa dilakukan dengan kerjasama bersama OSIS yang membidangi
kegiatan kepenulisan, kegiatan ini bisa juga dilaksanakan dengan menjalin
kerjasama dengan penerbit buku seperti Erlangga, Gramedia, Bentang dan
lain-lain atau kerjasama dengan Harian surat kabar yang biasanya ada program
kegiatan semacam itu.
g.
Lomba menulis cerpen, dongeng
Program menulis cerpen
adalah salah satu program yang dilaksanakan untuk meningkatkan kegemaran
membaca, karena dengan lomba tersebut para peserta akan memanfaatkan buku
cerpen atau dongeng yang ada di perpustakaan dengan demikian kebiasaan membaca
akan terus berkembang.
h.
Pemilihan the
best reader
Program pemilihan pembaca
terbaik bisa dilakukan setiap setahun sekali dengan beberapa prosedur pemilihan
seperti dengan mengumpulkan biodata peserta didik, prestasi yang pernah
dimiliki, membuat naskah atau karya tulis berupa resensi atau synopsis, melihat
riwayat peminjaman buku di perpustakaan diakhiri dengan presentasi di hadapan
tim penilai terhadap apa yang akan dilakukan jika terpilih menjadi the best reader atau bisa dinamakan
pemilihan Duta Baca, atau Pemilihan Ratu dan Raja Buku.
i.
Kampanye membaca
Kampanye atau promosi
perpustakaan dapat dilakukan oleh siswa yang tergabung dalam kominitas cinta
membaca tersebut dengan cara mendatangi kelas ataupun dengan cara membuat
kegiatan-kegitan yang bersifat ajakan untuk membaca ke perpustakaan seperti
yang sederhana adalah membuat pembatas buku, poster, leafleat, banner, bulletin
dan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan tingkat kunjungan ke perpustakaan.
j.
Nonton film bareng
Kegiatan nonton bareng
ternyata juga cukup efektif untuk mengajar peserta didik untuk datang ke
perpustakaan, terlebih sekarang banyak film-film yang dibuat berdasarkan buku
novel yang the best seller. Kegiatan
bisa dilaksanakan setelah jam pelajaran selesai atau mencari waktu pembelajaran
tidak aktif.
F.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Perpustakaan adalah suatu
unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan
pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan
tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap
pemakainya. Pada pendidikan yang modern, tidak mungkin
sebuah sekolah sebagai penyelenggara pendidikan tidak
memiliki perpustakaan. Tanpa adanya
perpustakaan, pendidikan tetap berjalan akan tetapi tidak akan
mampu menciptakan manusia Indonesia seutuhnya yang merupakan tujuan pendidikan
kita sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kegemaran membaca dan
meningkatkan keterampilan keberinformasian.
2. Saran
Untuk meningkatkan
Kegemaran dan minat membaca diperlukan adanya perpustakaan sekolah
yang diharapkan dapat menarik peserta didik untuk
lebih banyak membaca dan menumbuhkan semangat membaca bahkan
membaca akan menjadi budaya mereka, adapun kegiatan itu sebagai berikut :
1.
Kegiatan yang mampu menjadikan mereka
dapat mengembangkan imajinasi , kreatifitas, keterampilan serta
memiliki wawasan yang global karena di perpustakaan
sekolah mereka dapat mencari, menemukan, mengevaluasi informasi dan
pengetahuan untuk digunakan sebagai alat untuk memacahkan persoalan hidup. Kegiatan
tersebut bisa berupa pelatihan atau pendidikan literasi informasi.
2. Agar tujuan pendidikan kita akan segera
terwujud maka pemerintah juga harus memperhatikan terkait dengan beberapa yang
dapat meningkatkan kegemaran membaca dengan cara memberikan bantuan buku, memberikan
sarana teknologi informasi berupa komputer dan sarana yang lainnya sebagai
penambahan peralatan dan kelengkapan perpustakaan.
3. Tenaga perpustakaan juga dituntut untuk dapat
meningkatkan kegemaran membaca, mengembangkan layanan perpustakaan yang
berbasis teknologi informasi dan mengembangkan program literasi informasi untuk
menjadikan generasi yang literate.
4. Perpustakaan memiliki program pembentukan
komunitas pecinta membca dengan cara memfasilitasi kegiatan tersebut untuk
diajak bersama-sama dalam meningkatkan kegemaran membaca di perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Rahman. 2008.
Perkembangan Teknologi Informasi dalam
dunia Pendidikan dan Perpustakaan Sekolah. Probolinggo.
Bafadal, Ibrahim. 2008. Pengelolaan Perpustakaan Sekolan. Bumi
Aksara.Jakarta.
Behrens, Shirley J. (1994).
“A Conceptual Analysis and Historical
Overview of Information Literacy.” College & Research Libraries 56 :
309 – 322.
Chan Yuen Chin, Mandy.
(2001). “Rethinking Information Literacy
– A Study of Hong Kong University Students.
www.cite.hku.hk/events/citers2003/Archive/ MSc_presentation/MandyChanCITERS03.ppt.
diakses pada tanggal 12 Juni 2013
Putu Laxman
Pendit, 2007. Mata Membaca Kata Bersama, Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, hal.
128
Tim, 2003,
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, PT. Kolan Klede
Putra Timur.
Undang-Undang no.43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta
: Perpustakaan Nasional
[2] Penulis adalah pustakawan di
Perpustakaan SMA Negeri 1 Yogyakarta
[3]
Putu Laxman Pendit, 2007. Mata Membaca
Kata Bersama, Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, hal. 128
[4] Bafadal, Ibrahim. 2008. Pengelolaan Perpustakaan
Sekolan. Bumi Aksara.Jakarta.
[5] UU no.43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan. Jakarta : Perpustakaan Nasional
[6] Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989
[7]
Chan Yuen Chin, Mandy. (2001). “Rethinking
Information Literacy – A Study of Hong Kong University Students.
www.cite.hku.hk/events/citers2003/Archive/
MSc_presentation/MandyChanCITERS03.ppt (diakses pada tanggal 12 Juni 2013) :
1-8
[8] Behrens,
Shirley J. (1994). “A Conceptual Analysis and Historical Overview of
Information Literacy.” College & Research Libraries 56 : 309 – 322.
Komentar
Posting Komentar